Instal Ulang Hidup kita Sebelum Di NonAktifkan oleh Tuhan

By Admin


Oleh: Alif Al Syahban

Pemerhati Media Sosial. 

nusakini.com - Mungkin kamu akan bertanya-tanya tentang apa isi dari tulisan ini, tapi tak mengapa sebab Penasaran memanglah acapkali menghantui perasaan setiap kita membaca hal-hal yg penuh asas praduga atau provokativ. Sahabatku, terlahir menjadi manusia bukanlah pilihan kita, tapi ketetapan yg sudah ditakdirkan oleh Alloh SWT, sehingga kita hanya boleh mengsyukuri, menikmati dan melalui proses kehidupan itu sebagai mahluk hidup yg disebut manusia. Terpilih menjadi manusia sudah memiliki aturan dari penciptanya "Alloh SWT" yg disampaikan lewat wahyu/Firman melalui perantara malaikat, kemudian malaikat membawa wahyu itu ke Nabi, lalu nabi menyampaikan ke ummatnya.

Dalam wahyu itu telah disampaikan aturan yg jelas, bahwa perbuatan baik akan mendapatkan pahala dan perbuatan buruk akan mendapatkan dosa. Dalam Firman Nya.. Alloh SWT telah menjelaskan bahwa Pahala yg didapatkan akan digantikan oleh Alloh dengan keabadian di surga sementara dosa akan dibalas dengan azab yg teramat sangat pedih.

Aturan Alloh ini sudah sangat jelas adanya sebagaimana telah tercatat lengkap dalam Al Qur'an dan hadis (sabda nabi Muhammad SAW). Dalam Islam, Al Qur'an dan Hadis adalah kamus kehidupan, jika manusia memilih di finis kehidupan nanti adalah surga maka dalam setiap detik langkahnya dibumi harus mengacu pada aturan yg tercatat dalam Al Qur'an dan hadis tersebut. Tapi jika memilih untuk abadi di Neraka maka hiduplah dalam keburukan karena dalam hal ini kitalah yg memutuskan.

Terkadang kita pura-pura lupa adanya akherat, karena ingin menikmati kebebasan hidup "entar pas udah tua baru tobat", namun diam-diam malaikat Izrail (malaikat pencabut nyawa) datang menjemput kita disaat yang tidak kita harapkan, "buktinya tua muda mati kan..!". Merubah kebiasaan buruk bukanlah hal yg berat, selagi kita menimbulkan rasa ingin dalam hati lalu mengaplikasikannya. Menginstal ulang hidup lalu mengisinya dengan hal-hal yang baik adalah bentuk pembuktian diri berhasilnya kita menguasai hati. Memberanikan diri untuk berhenti dari kebanggaan bermaksiat merupakan kemenangan yang wajib kita capai. 

Sahabat-sahabatku, tidak perlu memperkenalkan diri sebagai orang sholeh, tapi banyaklah beramal sholeh. 

Berhentilah mencurigai kebenaran, tapi iklaslah memaafkan kesalahan..